Kontradiksi Lech Walesa: Dari Pemimpin Solidarnosc hingga Kontroversi Sebagai Agen Rahasia

Share the History!

Lech Walesa, mantan Presiden Polandia, kembali ke pekerjaan semula sebagai tukang listrik di galangan kapal setelah masa jabatannya berakhir. Di Indonesia, pada tahun 2014, figur Walesa populer karena sering dibandingkan dengan Joko Widodo, menggambarkan bahwa jika seorang tukang listrik bisa menjadi presiden, maka seorang tukang kayu dari Solo pun memiliki kesempatan serupa.

Walesa memimpin gerakan buruh Solidarnosc di galangan kapal Lenin pada awal 1980-an, yang menjadi kunci dalam proses demokratisasi Polandia dan jatuhnya Republik Rakyat Polandia. Solidarnosc, gerakan buruh independen pertama di blok timur, mencapai kemenangan pertama melawan komunisme, yang memicu dukungan internasional.

Setelah mendekam di penjara selama setahun pasca-penerapan darurat militer pada 31 Desember 1981, Walesa semakin yakin akan kejatuhan komunisme. Pengalamannya di penjara memperkuat keyakinannya bahwa kemenangan atas rezim komunis adalah hanya masalah waktu. Keyakinan ini turut mengantarkan Walesa menerima Nobel Perdamaian pada tahun 1983, yang diterima oleh keluarganya di Stockholm karena dia memilih tidak meninggalkan Polandia.

Keberhasilannya dalam menggerakkan Solidarnosc terus berlanjut hingga tercapainya kesepakatan dalam ‘Diskusi Meja Bundar’ dengan pemerintahan komunis di bawah Wojciech Jaruzelski. Kesepakatan ini menandai langkah signifikan menuju tujuan Walesa untuk kebebasan dan pemulihan gerakan Solidarnosc.

Namun, sebuah ironi terungkap ketika dokumen dari era komunis di Polandia dibongkar, menunjukkan bahwa Walesa, yang dikenal dengan nama kode “Agen Bolek”, sebenarnya adalah agen dari Dinas Polisi Rahasia, Służba Bezpieczeństwa (SB). Fakta ini menimbulkan kontroversi besar, menunjukkan bahwa Walesa mungkin telah mengkhianati rekan-rekannya sendiri untuk keuntungan pribadi, mendapatkan bayaran selama menjadi agen, dan menerima pensiun yang signifikan setelahnya.

Walesa, pahlawan bagi banyak orang, ternyata memiliki latar belakang yang lebih kompleks dan kontroversial. Kisahnya mengingatkan bahwa tokoh-tokoh sejarah seringkali memiliki sisi yang tidak terlihat, membuka wawasan tentang kompleksitas perjuangan politik dan pribadi.

Referensi:

Paweł Zyzak, “Lech Wałęsa – idea i historia : biografia polityczna legendarnego przywódcy „Solidarności” do 1988 roku,” Krakow: Arcana, 2009.
Sławomir Cenckiewicz & Piotr Gontarczyk, “SB a Lech Wałęsa. Przyczynek do biografii,” Warsaw: Institute of National Remembrance, 2008.

Categories


About me

Read also…

  • Ave Neohistorian!