Di bawah kekuasaan Dinasti Qing, Tiongkok menerapkan kebijakan isolasionis yang membatasi perdagangan luar negeri, suatu pendekatan yang menyulitkan upaya Britania Raya untuk memperluas perdagangannya. Selain itu, pandangan Tiongkok yang merendahkan bangsa lain sebagai inferior menyebabkan semua upaya diplomatik Britania untuk membuka Tiongkok gagal total. Situasi ini bertentangan dengan keinginan Britania yang sangat menginginkan akses ke produk-produk mewah Tiongkok seperti sutra, porselen, dan teh, yang pada saat itu sangat diminati di Eropa. Ketidakseimbangan perdagangan yang terjadi membuat Britania Raya mengalami defisit besar.
Untuk mengimbangi neraca perdagangan yang tidak menguntungkan ini, Perusahaan Hindia Timur Britania mulai mengembangkan perkebunan opium di Bengal. Britania kemudian secara ilegal menyelundupkan opium ke Tiongkok, dengan harapan dapat memperoleh barang-barang Tiongkok secara lebih mudah sekaligus menguntungkan neraca perdagangannya. Ketidakpuasan dengan perdagangan opium ini mencapai puncaknya ketika pada tahun 1839, Kaisar Daoguang menunjuk Lin Zexu untuk memberantas perdagangan opium di Kanton. Dalam misinya, Lin berhasil menyita dan menghancurkan 20.283 peti opium di hadapan publik di pantai Kanton, sebagai demonstrasi penolakan Tiongkok terhadap perdagangan opium ilegal.
Tindakan keras Lin Zexu ini memicu reaksi dari Britania Raya, yang kemudian mengirimkan Angkatan Lautnya untuk menyerbu Tiongkok. Konflik yang terjadi berujung pada Perang Opium, di mana ketidaksetaraan teknologi dan persenjataan membuat Tiongkok mengalami kekalahan. Akibatnya, pada 29 Agustus 1842, Tiongkok dipaksa menandatangani Perjanjian Nanking. Perjanjian ini memaksa Tiongkok untuk membayar 21 juta keping perak sebagai reparasi, membuka lima pelabuhan untuk perdagangan internasional—Kanton, Xiamen, Fuzhou, Ningbo, dan Shanghai—dan menyerahkan Hong Kong kepada Britania Raya, sebuah tindakan yang membuka era baru dalam hubungan internasional dan perdagangan global.
Referensi:
Beeching, Jack. The Chinese Opium Wars. Hutchinson, 1975.
Dillon, Michael. China: A Modern History. I. B. Tauris, 2010.